Sunday, December 15, 2013

Cinta Pertama Dan Terahirku

Cinta Pertama Dan Terahirku

Saat itu, aku ingat sekali waktu pertama aku masuk di sekolah ini. Aku tak mengenal siapa-siapa karena aku siswa pindahan dari Jogja. Aku pindah ke sekolah ini karena aku ikut ayah ku yang sedang ada dinas di Jakarta.
Saat itu aku berlari terburu-buru menuju kelas karena jam sudah menunjukkan pukul 07.10 WIB, tanpa sengaja aku menabrak seorang kakak kelas. Aku pun berusaha untuk meminta maaf.
“maaf kak, aku tidak sengaja, aku harus pergi ke kelas sekarang untuk ujian.” aku pun berlari meninggalkannya.
Sampai di kelas ternyata pak Santoso sedang tidak hadir karena harus mengikuti sidak. Semua kelas dibebaskan pada jam pelajaran 3-4. Aku pun teringat akan kejadian itu, aku langsung bergegas menuju tempat dimana aku tabrakan.
Sampai disana kakak itu sudah tidak ada, dan akhirnya aku pun kembali ke kelas dengan rasa bersalah. Saat bel tanda jam istirahat berbunyi aku bergegas ke kantin sendirian, karena saat itu aku belum punya banyak teman. Aku melihat kakak yang aku tabrak tadi, dan aku pun menghampirinya untuk meminta maaf.
“Hey kak, maaf ya tadi aku gak sengaja nabrak kakak, soalnya aku mau ikut ujian, ternyata pak santoso gak ada.” kataku memelas.
“Iya gak papa kok” kata kakak itu. “Kamu anak baru ya?” tanyanya kepadaku.
“Iya, kok kakak tau?” heran.
“Soalnya aku gak pernah lihat kamu, nama kamu siapa?”
“Aku Ratih, kalau kakak?”
“Namaku Arga”
Kami pun melanjutkan perbincangan itu lumayan lama, tak terasa bel tanda jam pelajaran dimulai sudah berbunyi. Aku pun kembali ke kelas dan pergi meninggalkan kak Arga yang masih makan di kantin.
Lama kelamaaan aku dan Kak Arga semakin dekat, kita sering jalan bareng, nonton bareng, bahkan kak Arga sering mengajariku matematika. Kak Arga memang sangat jago dalam pelajaran matematika.
Saat hari valentine kemarin Kak Arga mengajakku makan di café tempat biasa kita nongkrong. Tapi kali ini suasananya sangat beda, Kak Arga benar-benar menyiapkan sesuatu yang spesial.
Tak kusangka ternyata Kak Arga mengungkapkan perasaannya kepadaku, dia bilang kalau dia suka sama aku. Aku pun terkejut, tapi aku gak bias membohongi perasaanku sendiri kalau aku juga suka sama Kak Arga. Akhirnya kami pun jadian.
Setiap hari aku dan Kak Arga selalu bersama. Suatu hari aku merasakan sakit yang luar biasa di perutku, Kak Arga pun membawaku ke rumah sakit. Kata dokter aku mengidap penyakit kanker ganas yang sudah sampai stadium akhir dan kata dokter umurku gak akan lama lagi.
Aku pun gak berani bilang sama Ayah apalagi sama Kak Arga karena aku takut jika mereka mengkhawatirkanku dan tidak memberiku kebebasan untuk bermain di dunia luar.
Semakin hari rambutku semakin menipis, entah cobaan apa yang telah diberikan Tuhan kepadaku. Yang ku sesali hanya satu, kenapa Tuhan harus mempertemukan ku dengan orang yang sangat aku sayangi jika akhirnya Tuhan memisahkanku dengannya? Tapi semua ini sudah ada yang mengatur, aku hanya bisa menjalani sisa-sisa hidupku yang tinggal menghitung hari.
Namun Tuhan mungkin belum menginginkanku untuk pergi, karena Tuhan masih memberiku waktu lebih dari tiga bulan. Tak ada satu pun orang yang mengetahui penyakitku selain dokter Iwan.
Hubunganku dengan Kak Arga semakin renggang karena Kak Arga harus meneruskan kuliahnya di Prancis, tapi dia berjanji untuk selalu mengabariku.
Aku tak bisa melarang, karena bagiku apa yang membuat Kak Arga bahagia aku pun juga ikut bahagia.
Sudah 1,5 bulan Kak Arga pergi, dan sudah 1,5 bulan pula Tuhan masih memberiku kehidupan. Suatu hari Kak Arga menelponku sambil menangis, Kak Arga sudah mengetahui apa penyakitku karena dokter Iwan salah mengirim pesan singkat ke nomer Kak Arga.
Kak Arga pun meluncur ke bandara untuk cepat-cepat pulang ke Indonesia. Aku pun menulis sebuah surat untuk Kak Arga.
Dear, Kak Arga
Kak, terimakasih karena kakak sudah mau menemaniku selama ini,
Kak, terimakasih karena kakak tak pernah letih untuk menjagaku,
Kak, terimakasih karena kakak sudah menjadi cinta pertama dan terakhirku,
Walau aku harus pergi, tapi aku sudah sangat bahagia karena aku memiliki kakak dan ayah.
Cintamu,
Ratih..
Setelah aku menulis surat itu, aku mulai merasakan ketenangan dan aku pun memejamkan mata. Namun Tuhan memang benar-benar menyayangiku, Tuhan memberiku keajaiban yang sangat luar biasa, kanker ganas yang ada di perutku menghilang secara misterius dan dokter mengatakan bahwa aku sudah sembuh total. Aku sangat bahagia, apalagi Kak Arga. Dia memelukku dan dia berjanji akan menjadi Cinta Pertama dan Terakhirku.
Cerpen Karangan: Warih Kusumaning Tyas
Facebook: Warih Kusumaning Tyas


DMCA Protection on : http://jurirakyat.blogspot.com/2013/11/cinta-pertama-dan-terahirku.html#ixzz2nWbmlbW1

0 comments:

Post a Comment