Saturday, December 21, 2013

Cerpen Cinta - I Love You

Cerpen Cinta - I Love You


Jika engkau merasakan cinta pada seseorang, katakanlah. Berani. Jujur dan jangan ragu. Tapi, jika tidak, ucapkanlah dengan tegas bahwa engkau tak menyukainya.”

Kata-kata yang selalu terngiang dan telah terpatri di kepalaku sebelum aku bertemu dengan pria ini. Pria Manis, berwajah Ganteng dan memakai behel di giginya. Pria Tampan yang telah mencuri hatiku dan menyimpannya, hingga tak dapat aku temukan pecahan hatiku. Pria yang mampu membuatku tak mampu berkata-kata. Pria yang mampu membuatku tak dapat mengingat kata-kata yang selama ini telah bersarang di kepalaku. Aku tau, mungkin aku sudah gila atau apalah itu. Aku tak ngerti dan tak paham dengan apa yang sedang kualami sekarang. Yang ku tau hanya aku ingin bersama selamanya dan menggenggam tangannya. 

I Love You - Cerpen Cinta Sedih
Aku ingin menjadi seseorang yang mengisi hatinya. Mr. Behel Aku ngerasa kamu hanya impian yang tak dapat kugapai dan tak bisa ku miliki. Aku ngerasa tangan ini tidak sanggup untuk meraih tanganmu. Seandainya engkau tau, aku disini menunggumu, menantimu untuk mengambil setengah hatiku yang telah kau curi. Aku ingin kau ada disini, menemaniku. Hidup bersamaku di sisa umurku.
“Vivi” teriak seorang perempuan cantik yang memanggilnya dari kejauhan
“Salsha?” ucap ku sadar dari lamunannya itu
“Melamun mulu lu kerjaannya” ucap perempuan itu yang bernama salsha
“Hehe” ucap ku cengengesan
“Hayo lagi ngelamunin siapa? Jangan bilang iqbaal ya? “ ucap salsha menebak pikiran ku
“Bisa jadi” ucap ku singkat
“Ngapain sih lu selalu mikirin iqbaal? Lu gak ingat apa, waktu lu di tolak iqbaal mentah-mentah” ucap salsha geram terhadap ku

-Flashback on-

Saat ini mungkin malam terindah bagi iqbaal, tetapi tidak buat gua.
“Emm baal?” ucap ku sedikit gugup
“Apa?” ucap iqbaal begitu cuek
“Boleh gua jujur sama lu?” ucap ku sedikit menatap iqbaal
“Silahkan” ucap iqbaal tersenyum tipis
“Gua su..su..su” ucap ku sangat gugup
“Su?Su apaan?” ucap iqbaal bingung
“Gua suka sama lu baal” ucap ku teriak, alhasil semua orang memandang ku dan iqbaal
“Hah?” ucap iqbaal tak percaya, Sedangkan aku menundukan kepalaku karena merasa malu
“Ciyee ada yang lagi di tembak” ucap semuanya menggoda iqbaal
“Diam lu semua!” ucap iqbaal kesal atas olokan teman”nya semua, semuanya pun terdiam karena takut iqbaal ngamuk (?)
“Dan lu! Emang gua mau sama lu hah? Jangan ngarep deh” ucap iqbaal menunjuk wajah ku dan menyenggol ku kasar, sedangkan aku masih terdiam kaku. Dia tak menyangka kalau iqbaal yang selama ini dia kenal baik, ramah, dan selalu bilang kata-kata yang membuat ku mengungkapkan perasaannya itu berubah drastis :'(
-Flashback Off-

“Hmm” ucapku membayangkan prilaku iqbaal yang waktu itu
“Udah lah vivi lupain iqbaal, lagian si pager itu udah punya pacar” ucap salsha geram
“Hah?Iqbaal udah punya pacar?” ucapku bingung
“Lu baru tau? Ketinggalan zaman lu” ucap salsha sedikit mengejekku
“Emang iqbaal jadian sama siapa?” ucapku kepo
“Sama bella” ucap salsha singkat
“Hufft baguslah” ucapku menghembuskan nafas panjang, terlihat dari wajah ku yang begitu sedih
“Udahlah, toh pria di dunia ini bukan cuman iqbaal aja kan” ucap salsha mengelus pundakku
“Ajarin gua buat move on pliss” ucapku tersenyum
“Pasti gua ajarin” ucap salsha membalas senyumanku
“Gimana hubungan lu sama aldutt” ucapku mengalihkan pembicaraan
“Ya begitulah” ucap salsha malu
“Udah jadian? Pj jangan lupa ya “ ucapku
“Minta sama aldi aja” ucap salsha tersenyum
“Enak ya jadi kamu cha” ucapku mulai sedih lagi
“Udahlah, katanya mau move on! Semangat dong jangan sedih mulu, jelek tau tuh muka” ucap salsha meledekku
“Aihhh cantik gua permanent tau” ucapku
“Salsha?” panggil aldi dari kejauhan
“Eh lu di, ada apa?” ucap salsha menoleh ke belakang
“Pulang bareng yuk?” ucap aldi tersenyum
“Tapi gua harus pulang bareng vivi” ucap salsha melirikku
“Yahh “ ucap aldi sedih
“Udah sana pulang aja sama si aldutt, gua kagak apa kok “ ucapku
“Tapi kan?” ucap salsha
“Gua gakapa kok chadut, kasihan tuh aldutt” ucapku tersenyum manis
“Yasudah gua duluan ya sama aldi, byee” ucap salsha pergi dari hadapan ku disusul oleh aldi

aku pun pergi keluar gerbang sekolahnya, dari kejauhan terlihat iqbaal dan bella sedang bergandengan mesra! Betapa nyeseknya hatiku, kini hatinya serasa di iris pisau yang sangat banyak.
“Hufftt, gua harus bisa move on! Gua gak boleh bikin luka hati gua lagi, gua capek! Rasanya nyesek banget” ucapku, terlihat butiran Kristal bening keluar dari mataku. Dan aku segera menghapus aimatanya itu dan segera lari dari tempat itu menuju rumahnya.
“Assalamualaikum” ucapku mengucapkan salam
“Waalaikumsalam” ucap seorang cowok sambil membuka pintu
“Kok sepi bang? Bunda mana?” ucapku pada abangku
“Lagi dinas, oiya tuh mata lu sembab kenapa? Habis nangis?” ucap abang ku bernama kiki
“Cuman kelilipan aja kok bang” ucapku bohong dan langsung duduk di sofa
“oh, yasudah sana makan dulu” ucap kiki
“Iya bang, ganti baju dulu” ucapku menuju kamar, aku pun langsung menghempaskan badanku di kasur.
“Capeknya hari ini!” ucapku sedikit teriak

Sedetik kemudian semua terasa sangat hening, kamu memandang langit-langit kamar.
memori saat Iqbaal menolak mu mentah-mentah saat pesta ultahnya kembali berputar, memori saat Iqbaal bergandengan mesra ikut kembali berputar juga.

Terasa Rasa sakit itu kembali datang menyerang hidupnya, Rasa sakit yang membuat hatinya terasa sangat sakit lagi.

Sepercik Air kristal terlihat di sela-sela kelopak matanya, membiarkan Air Kristal itu mengalir di pipinya, membiarkan bayangan memorinya kembali berputar dan membiarkan Rasa sakit itu menyerang hatinya.
“Kamu jahat baal hiks hiks!!” ucapku di sela suara isakanku (?)

tiba-tiba kiki pun menghampiriku ke kamar.
"vivi" Kau kenapa?” ucap kiki cemas
“Tak apa kok bang” ucapku sambil menghapus airmata
“Beneran? Kalau ada masalah curhat aja sama abang” ucap kiki tersenyum
“Gua gakapa bang” ucapku
“Yasudah kalau gitu” ucap kiki mengelus rambutku dan pergi dari kamarku

Saat ini aku merasa bosan berada di kamar, aku memutuskan untuk keluar rumah.
“Emm, ke taman ah” ucapku menuju taman
“Iqbaal dan Bella?” ucapku melihat dari kejauhan, yaps iqbaal sama bella sedang bercanda bareng bahkan mereka kejar-kejaran. aku pun membalikkan badan, aku mengurungkan niatku untuk pergi dari taman itu
“vivi?” ucap iqbaal pelan
“Ada apa baal?” ucap bella
“Tunggu sebentar, ada urusan” ucap iqbaal meninggalkan bella sendirian
“Tapi baal?” ucap bella berteriak, namun iqbaal tak memperdulikan bella

“vivi” ucap iqbaal teriak dari kejahuhan
“Iqbaal?” ucapku menoleh ke belakang
“Sedang apa kau disini?” ucap iqbaal basa-basi
“Cuman main aja kesini, kenapa?” ucapku sok dingin
“Maafkan gua ya, yang waktu itu gua nolak kamu di acara ultah gua” ucap iqbaal
“Oh tak apa, gua emang cewek bodoh” lirihmu
“Gua sebenarnya suka sama kamu, tapi?” ucap iqbaal jujur
“Tapi apa?” ucapku
“Tapi gua gak berani ungkapkan perasaan gua ke lu” ucap iqbaal
“Tapi bukannya kamu pacaran dengan bella?” ucapku
“Hah?Gosip darimana tuh?” ucap iqbaal kagetnya bukan main
“Gua tau dari salsha” ucapku
“Haha, bella itu sepupu gua tau” ucap iqbaal tertawa kecil, namun aku hanya diam saja melihat iqbaal
“Gimana? Lu mau kan jadi pacar gua?” Tanya iqbaal lagi
“Gua mau “ ucapku memeluk erat iqbaal
“I LOVE YOU” ucap iqbaal membalas pelukan dan membisikan ketelingaku
“Too” ucapku singkat

Iqbaal pun langsung melepas pelukan.
“Iqbaal? Aku pengen bunga darimu” ucapku sedikit manja
“Oke baiklah, aku belikan dulu ya” ucap iqbaal berlari membeli bunga dan iqbaal pun kembali sambil berlari tanpa menengok kanan kiri, di sisi kiri ada mobil yang sedang berjalan laju mengarah ke iqbaal! Alhasil mobil itu menabrak iqbaal saat berlari menujuku, dia terpental jauh. Mawar merah yang dia bawa berserakan bercampur dengan merahnya darah yang keluar dari kepala iqbaal.
“Iqbaal?” ucapku menghampiri iqbaal dengan wajah yang tak percaya
“vivi"? Ma-af-kan a-aku se-la-ma ini a-ku gak ju-ju-r sa-ma ka-mu so-al pe-ra-sa-an ku da-n a-ku se-na-ng bi-sa ja-di pa-ca-r mu ki-ta a-kan ber-sa-tu kem-bali -di-sur-ga” ucap iqbaal menutup matanya untuk selama-lamanya.
“Gak!! Gak mungkin!! Iqbaaaaal!!” ucapku berteriak dan menangis sekencang-kencangnya

Iqbaal meninggal saat itu juga, ini semua salahku, jika aku tak memintanya untuk membelikan setangkai bunga ini takan terjadi. Sekarang aku harus menerima kenyataan ini, kenyataan yang sangat pahit yang tidak aku inginkan, yang tidak mungkin bisa aku lupakan. Iqbaal menghembuskan nafas terakhirnya dipelukanku, disaat terakhir dia mengatakan dia sangat menyesal baru bilang tentang perasaanya, disaat dia mengatakan mencintaiku dan ingin bersama-sama denganku. Dia mengatakan semuanya disaat meregang nyawa ketika menahan sakit dari benturan keras, ketika darahnya mengalir begitu deras membasahi aspal jalanan.
Rasanya ingin sekali menemani iqbaal didalam tanah sana, menemaninya dalam kegelapan, kesunyian, kedinginan, aku tidak bisa berhenti menangis, menyesali perbuatanku, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.

Satu minggu setelah Iqbaal meninggal, aku masih menangis, membayangkan semua tentang iqbaal. Senyuman Iqbaal, tatapan Iqbaal, takan pernah bisa kulupakan.
“vivi sayang, ini ada titipan dari Bundanya iqbaal. Kamu jangan melamun terus dong! Kamu harus bangkit! Biar Iqbaal tenang di alam sana. Ibu yakin kamu bisa!”
“Ini salah aku Bu. Aku butuh waktu.” lirihmu

Kubuka bingkisan dari Ibu Iqbaal, didalamnya ada surat kecil berwarna merah, mawar merah yang telah layu dan amplop berwarna merah. Didalam kotak merah itu terdapat sepasang album. Aku pun menangis kembali dan membuka amplop itu.
Dear vivi,
vivi, maafin aku, selama ini aku gak jujur tentang perasaanku dengan mu, aku sangat mencintai kamu, Aku selalu berharap kamu jadi pacarku, tapi aku takut kau menolak ku. Saat kau menyatakan cinta kepada ku, aku sangat bingung ingin rasanya aku menerima tapi aku terlalu takut. Aku harap, kamu mau nemenin aku sampai aku menutup mata, sampai aku menghembuskan nafas terakhirku. Dan album ini akan menjadi kenangan buat kita.
Aku sangat mencintaimu, I LOVE YOU.






0 comments:

Post a Comment